Minggu, 13 Juli 2014

Revolusi Mawar di Georgia

Ketidak stabilan politik memang sudah menjadi bagian dari goresan
sejarah Georgia. Namun ada hal baru di Georgia dalam tahun 2003
yakni: revolusi tanpa pertumpahan darah. Hanya dalam kurun waktu
sebulan Revolusi Bunga Mawar merebak di negara kecil Kaukasus itu.
Edouard Shevardnadze, mantan menteri luar negeri Uni Soviet yang
memimpin Georgia selama 11 tahun tidak punya pilihan lain kecuali
mundur. Banyak pengamat menilai perkembangan yang terjadi di Georgia
sama dengan tumbangnya rejim Serbia pimpinan Slobodan Milosevic, tiga
tahun silam. Redaktur Eropa Timut Margreet Strijbosch menyusun kilas
balik berikut ini.

Mikheil Saakashvili: Pasukan elit yang setia kepada Shevardnadze dan
mendapat perintah untuk menyerbu pertemuan telah membangkang terhadap
presiden Georgia dan memilih bergabung dengan pemerintah baru. Ini
adalah perubahan haluan bersejarah. Riwayat Shevardnadze sudah tamat.

Pernyataan pemimpin oposisi Georgia, Mikheil Saakashvili yang
diucapkan setelah ia mendengar mendapat dukungan dari pasukan elit
Presiden Shevardnadze. Sehari kemudian pada tanggal 23 November,
presiden Georgia mengumumkan pengunduran dirinya. Ini adalah sebuah
anti klimaks mengejutkan setelah Georgia selama beberapa minggu
sebelumnya dilanda unjuk rasa massal. Demonstrasi tersebut semua
ditujukan untuk memprotes hasil pemilihan parlemen 2 November yang
diwarnai kecurangan.

Namun kecurangan dalam pemilihan itu berbuntut fatal bagi kekuasaan
Shevardnadze. Hal ini dikemukakan oleh Sandra Roelofs, isteri
Saaskashvili asal Belanda. Ia tinggal delapan tahun di Georgia.

Sandra Roelofs: Semula muncul krisis mata uang Rubel Rusia. Kemudian
konflik dengan Abkhazia di wilayah Gali berkobar kembali. Korupsi
semakin merajalela, yang mengakibatkan pendapatan dari pajak dan
pendapatan negara menyusut. Ini adalah sebuah lingkaran setan. Tanpa
pendapatan maka roda pemerintahan akan macet. Situasi-pun semakin
memburuk.

Shalva Pichkadze, yang semasa kekuasaan Shevardnadze menjabat ketua
komisi hubungan luar negeri yakin bahwa “Revolusi Bunga Mawar” tidak
bergulir spontan.

Shalva Pikhkadze: Kelompok oposisi yang cukup kuat dan mampu
menggalang dukungan massa yang merasa tidak puas dengan proses
pemilihan untuk menentang Shevardnadze sudah pasti mendapat suntikan
dana dari luar negeri. Direktur Yayasan Soros di Georgia terang
terangan mengakui memberikan bantuan keuangan kepada sejumlah
organisasi kepemudaan anti Presiden Shevardnadze. Kondisi
perekonomian Georgia memang sangat buruk. Sederet faktor itu
mengakibatkan Presiden Shevardnadze harus mundur.

Bukan suatu kebetulan jika revolusi Georgia mirip dengan revolusi
lain di Balkan tiga tahun silam. Revolusi Serbia menjadi contoh bagi
Georgia. Berbagai sumber menuturkan bahwa ribuan warga Georgia,
terutama mahasiswa dari gerakan Kmara dilatih dalam teknik teknik
untuk mengobarkan pemberontakan. Metode ini diterapkan di Beograd
tiga tahun sebelumnya dan berakhir dengan tumbangnya Slobodan
Milosevic. Mereka mendapat kucuran dana dari luar negeri, terutama
dari Amerika Serkat. Kantor berita nasional Rusia Pravda yang
mengutip mantan Kepala Dinas Intelijen Rusia memaparkan bahwa
pemimpin oposisi Georgia sempat berkunjung ke Serbia selama enam
bulan. Pada kesempatan itu ia beberapa kali berkunjung ke sejumlah
balai latihan bagi warga Eropa Timur.

Selain itu beberapa hari sebelum Shevardnadze tumbang, organisasi
penyiaran televisi independen Georgia, Rustavi 2 menayangkan dua kali
film dokumenter mengenai revolusi Serbia. Rakyat Georgia mau tidak
mau dipaksa mencontoh revolusi Serbia.

Namun persamaan dengan revolusi Serbia juga berakhir dengan
tumbangnya Shevardnadze. Pemilihan presiden Georgia akan digelar pada
tanggal 4 Januari 2004. Bila Mikheil Saakashvili terpilih sebagai
pemimpin baru Georgia, seperti yang banyak diramalkan berbagai
kalangan maka ia harus menggariskan kebijakan di antaar dua kekuatan,
yang saat ini sudah tidak sabar lagi untuk memperluas pengaruhnya di
Georgia. Yang pertama adalah negara adi daya lama Rusia dan Amerika
Serikat sebagai negara adi daya tunggal dunia dewasa ini.
sumber: http://paporittmputt.wordpress.com/2010/06/19/2003-tahun-revolusi-mawar-georgia/
sr:: http://www.mail-archive.com/berita@listserv.rnw.nl/msg00139.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar