Selasa, 11 Juni 2013

Si kapten yang melegenda



Pemilik nama lengkap Javier Adelmar Zanetti lahir pada tanggal 10 Agustus 1973 di Buenos Aires, Argentina dan dibesarkan di daerah pelabuhan di distrik Dock Sud. Zanetti menggabungkan komitmen sekolah dan bekerja, Zanetti membantu ayahnya bekerja sebagai tukang batu dan tukang mengantarkan susu ke tetangganya, Zanetti juga bekerja di toko kelontong sepupunya tanpa mengabaikan semangat untuk bermain sepak bola. Dia mulai bermain sepak bola di lapangan di pinggiran kota di waktu luangnya.

            Dia mendapat julukan Pupi di Argentina. Setelah bermain di Italia, Zanetti kembali mendapat julukan, yaitu Il Trattore (The Tractor) karena kekuatan, keuletan, stamina dan kemampuan berlarinya melewati pemain bertahan lawan ketika ikut membantu menyerang dari posisi bek kanannya. Belakangan ini dia juga bermain di posisi pemain tengah kanan.

            Setelah ditolak masuk ke tim muda Independiente, Zanetti bergabung dengan Talleres de Remedios de Escalada (tim divisi 2). Tetapi tidak lama kemudian pada tahun 1993 dia pindah ke klub divisi satu Argentina, Banfield. Zanetti yang saat itu masih berumur 20 tahun memulai debutnya pada tanggal 12 September 1993 ketika melawan River Plate. Gol pertamanya terjadi 17 hari kemudian saat melawan Newell's Old Boys yang berakhir dengan kedudukan 1-1. Penampilannya yang menawan membuatnya menjadi incaran klub-klub besar. Pada tahun 1995, dia akhirnya pindah ke Inter menjadi pembelian pertama dari Massimo Moratti.

            Debutnya bersama Inter Milan terjadi pada tanggal 27 Agustus 1995 saat melawan Vicenza. Kualitas Zanetti membuatnya menjadi pemain sepak bola yang dihormati. Meski terkadang dia dikritik sebagai pemain yang suka protes saat di lapangan, tetapi dia berhasil menjadi salah satu pemain Inter yang paling konsisten, dapat diandalkan dan bisa dipercaya. Karena itu dia diangkat menjadi kapten tim, dan mendapatkannya dari pemain bertahan legenda Inter, Giuseppe Bergomi.

            Zanetti mulai bermain bagi tim nasional Argentina pada tanggal 16 November 1994 melawan Chili. Saat itu Argentina masih dilatih oleh yang saat itu dilatih oleh Daniel Passarella. Sejak saat itu dia menjadi bagian penting dari tim nasional. Namun ada suatu kontroversi, setelah memperkuat timnas selama babak kualifikasi, Zanetti tidak dipanggil untuk memperkuat tim nasional Argentina untuk putara final Piala Dunia 2006 oleh pelatih Jose Pekerman. Pelatih itu lebih memilih memanggil Lionel Scaloni.

            Untuk Argentina, pemain bertinggi badan 176 cm ini tampil 101 kali (pada Juli 2005) dan pemain berjuluk Il Capitano (The Captain) atau El Tractor (The Tractor) memperkuat negaranya pada Piala Dunia 1998 dan Piala Dunia 2002. Ia juga sebagai anggota tim Olimpiade sepak bola negaranya saat merebut medali perak Olimpiade musim panas tahun 1996 di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat.

            Zanetti yang berencana ingin pensiun di inter dan ingin terus bekerja di inter setelah pensiun ini juga sering mengikuti kegiatan-kegiatan amal, salah satunya dengan membangun yayasan bagi anak-anak kurang mampu di Argentina. Zanetii juga ditunjuk sebagai duta besar untuk proyek "Desa Anak SOS" di Argentina oleh FIFA, dan pada tahun 2005, ia menerima penghargaan Ambrogino d'Oro dari pemerintah kota Milan untuk inisiatif sosialnya dalam membantu anak-anak yang kurang mampu.
Kegagalan Inter Milan di Liga Champions semakin membuat kubu I Nerazzurri ini tertekan. Meski begitu, Javier Zanetti dkk tak ingin terlalu lama merasakan kekecewaan. Mereka sadar satu-satunya harapan mereka saat ini hanyalah finis di posisi tiga klasemen Serie A agar mampu melenggang kembali ke zona Liga Champions. Namun tampaknya hal tersebut tak akan berlangsung semudah itu. Ya, saat ini Inter masih terdampar jauh di posisi tujuh klasemen sementara, dan terpaut delapan poin dari Lazio yang menduduki posisi terakhir Liga Champions tersebut.

            Memang semenjak meraih treble pertamanya pada tahun 2010 silam, performa Inter Milan seolah mengalami kemunduran, terlebih setelah pasukan I Nerazzurri ditinggalkan oleh pelatih kesayangan mereka, Jose Mourinho. Sejumlah pelatih mencoba menggantikan posisi Mourinho dan berharap mampu menggantikan sosok pelatih yang kini menangani Real Madrid itu di hati Interisti, namun nyatanya pelatih-pelatih itu justru seolah hanya datang dan pergi begitu saja ke Giuseppe Meazza.

            Hal inipun mengundang reaksi dari sang mantan bek mereka, Riccardo Ferri. Menurutnya, Inter harus memulai era baru dan melupakan segala kesuksesan yang diraih agar dapat kembali tampil maksimal. Inter harus mulai dari nol jika mau berhasil. Kendati demikian, sang kapten, Javier Zanetti meminta rekan-rekannya di Inter untuk meninggalkan kekecewaan dan menatap laga-laga di Serie A yang tersisa di musim ini.

"Kami tetap harus fokus pada liga karena saat ini hanya itu harapan kami. Kami akan melakukan segala cara untuk finis sedekat mungkin dengan posisi puncak klasemen. Meski tak akan mudah, tetapi kami akan terus berusaha. Musim ini adalah musim yang berat. Kesulitan yang telah kami rasakan sejak awal musim akan kami coba untuk mengakhirinya. Kami menargetkan posisi ketiga," ujar Zanetti menuturkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar